APAKABARBOGOR.COM – Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang melibatkan seluruh Kepala Desa (Kades) Kabupaten Bogor kembali menuai sorotan.
Meski mendapat kritik sejak awal, acara yang digelar di Bali oleh Lembaga Pengembangan Aparatur Negara (Lempana) dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sriwijaya (P3Sriwijaya) tetap berjalan dengan dukungan APDESI sebagai penggerak utamanya.
Biaya yang dikeluarkan setiap desa untuk mengikuti kegiatan ini mencapai Rp29 juta. Jika dihitung dari 353 desa yang berpartisipasi, total anggaran mencapai Rp10,237 miliar.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Bogor Media Circle (BMC) Ajak Kolaborasi Dunia Usaha Bogor Berpromosi Lewat Publikasi Press Release
Polisi Tangkap Perempuan SSS Pengunggah Meme Bergambar Presiden Prabowo Subianto di Media Sosial X
Mentan Amran Sulaiman Targetkan Kalimantan Utara Panen Tiga Kali Setahun, Fokus Benahi Irigasi

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rinciannya, Rp15 juta untuk Kades, Rp7 juta untuk Sekretaris Desa, dan Rp7 juta untuk anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Ketua Advokasi Hukum Nasional Indonesia (KANNI) Kabupaten Bogor, Haidy Arsyad, mengkritik keras pelaksanaan Bimtek ini.
“Penyelenggara tidak jera meski sempat mendapat kritik publik pada Januari lalu. Kegiatan serupa dengan biaya besar kembali dilaksanakan. Padahal anggaran ini memberatkan desa dan tidak memberikan dampak nyata,” ujarnya melalui pesan tertulis, Kamis (5/12/2024).
Baca Juga:
Ekspektasi Kuat pada IHSG Dorong CSA Index Melonjak, Investor Semakin Pede
Jabar Media Circle Dukung Sikap Tegas Gubernur Jabar yang akan Bubarkan Ormas yang Meresahkan
Haidy mempertanyakan efektivitas Bimtek yang dianggapnya hanya formalitas tanpa hasil konkret.
Ia menilai kegiatan ini lebih menguntungkan pihak tertentu daripada memberikan manfaat bagi desa.
“Dengan biaya sebesar itu, apa manfaatnya untuk masyarakat? Dari tahun ke tahun, tata kelola desa tidak banyak berubah. Ini hanya bancakan anggaran,” tegasnya.
Haidy juga menyayangkan lokasi pelaksanaan Bimtek yang dilakukan di luar daerah.
Baca Juga:
Minta Tinggalkan Mental ”Kumaha Engke’, Ini Alassn Presiden Prabowo Subianto Sampaikan Pesan Itu
Presiden Prabowo Umumkan Pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh dan Satgas PHK, Hadiah Hari Buruh
Ia mengusulkan agar pelatihan serupa diadakan di Kabupaten Bogor dengan narasumber yang kompeten.
“Tidak perlu ke luar daerah. Semuanya bisa dilakukan di sini tanpa menguras anggaran desa,” tambahnya.
Pengalaman Bimtek sebelumnya, seperti yang digelar Januari 2024 di Bandung, dinilai minim manfaat.
Banyak Kades mengaku tidak mendapatkan ilmu praktis untuk diterapkan dalam pengelolaan desa.
“Partisipasi warga dalam perencanaan dan transparansi pengelolaan dana desa masih bermasalah meski ada program seperti ini,” jelas Haidy.
Sementara itu, Ketua DPC APDESI Kabupaten Bogor, Abdul Azis Anwar, menyatakan Bimtek bertujuan memberikan wawasan baru kepada para Kades, khususnya terkait pengembangan potensi wisata.
“Kita belajar cara mengembangkan wisata alam, kuliner, olahraga, hingga tata krama masyarakat Bali dalam menyambut wisatawan. Ini akan menjadi inspirasi untuk meningkatkan kesejahteraan desa,” jelas Azis.
Selain itu, ia menyebut pelatihan ini mencakup strategi pembagian dana desa yang adil, cepat, dan efektif.
Menurutnya, wawasan tentang kebudayaan nusantara dan kebangsaan juga penting untuk memperluas cakrawala Kades.
Azis bahkan membuka wacana Bimtek ke luar negeri pada tahun depan, seperti ke desa-desa terbaik di Tiongkok.
“Jika memungkinkan, ini akan menjadi pelajaran besar bagi pengembangan desa,” katanya.
Namun, kritik tetap menguat. Banyak pihak menilai kegiatan ini lebih sebagai “plesiran” daripada pelatihan serius, sehingga dianggap pemborosan anggaran.
Hingga kini, belum terlihat perubahan signifikan dalam tata kelola desa meski Bimtek terus dilakukan dengan biaya besar.